Label

Selasa, 17 Maret 2015

Salah Kaprah Dalam Berbahasa

Dalam percapakan sehari-hari ane mendengar beberapa orang disekitar ane menggunakan istilah-istilah dari bahasa asing atau yang biasa disebut Loanword alias bahasa serapan. Tidak bisa dipungkiri memang hampir sebagian besar kosa kata dalam bahasa Indonesia dipengaruhi oleh bahasa asing. Namun kadang kala sering terjadi kesalahan saat menggunakan bahasa serapan bahkan kadang media juga kerap kali melakukannya.




1. Infokus vs OHP (Overhead Projector)
Kalau ane sedang berada di kampus, hal ini sering ane dengar dan tentunya membuat telinga ane menjadi super risih. Parahnya bahkan beberapa dosen ane juga menyebut OHP dengan sebutan Infokus. Overhead Projector atau yang sering disingkat OHP adalah sebuah alat yang membuat gambar dari benda yang datar, lembaran kertas, dan gambar digital dari PC diperlihatkan lebih besar pada tembok atau White Screen. Sedangkan InFokus merupakan trademark atau merk dari sebuah perusahaan OHP. 




2. Samurai vs Katana
"Seorang pria menodong seorang ibu dengan sebilah pedang Samurai", Aww man stop this foolishness !. Samurai bukan sebutan untuk pedang bermata satu yang terkenal dari Jepang ini. Yang benar adalah Katana. Samurai adalah prajurit elit yang mengabdi pada bangsawan Jepang pada abad ke-11 sd 19.

3. Anarkis vs Kekerasan (Violence)
Anarkis sering disalah artikan menjadi suatu bentuk tindakan kekerasan, padahal artinya yang sebenarnya adalah suatu keadaan dimana tidak ada organisasi dan sistem yang mengatur tatatan kemasyarakatan yang disebabkan oleh pemerintahan yang tidak efektif.

4. Absent vs Attendace List (Daftar Hadir)
"Kamu tidak meng-absen ?" nah ini juga yang menjadi kesalahan fatal di jajaran pendidikan karena para guru bahkan tidak mengerti apa sebenarnya absen itu. Kata absen berasal dari bahasa inggris "absent" yang bermakna tidak hadir. Namun sebagian besar orang yang ane temui menganggap kalau absen berarti "hadir" atau menganggap absen adalah daftar kehadiran.

5. Emosi vs Marah
"Ente jangan emosi dong !" kalimat ini sering ane dengar ketika ada perdebatan antara teman ane. Parahnya mereka lagi-lagi menyalah artikan kata "emosi". Emosi bukan berarti marah. Emosi yang dipinjam dari bahasa Inggris ini (belum di kembaliin) bermakna perasaan yang terlalu kuat seperti perasaan marah,sedih, dan cinta. Jadi orang yang emosional bukan berarti orang yang mudah marah, melainkan orang memiliki perasaan yang kuat dan meledak-ledak sehingga dia tidak dapat menutupi ketika ia sedang marah,sedih, ataupun sedang jatuh cintrong.

6. Chef vs Cook (Koki)
Chef dan Koki adalah dua hal yang sama tapi berbeda (lho?). Chef dan Koki sama-sama orang yang bekerja di dapur dan sama-sama bertugas menyiapkan makanan, akan tetapi Chef dan Koki memiliki 'kasta' yang berbeda. Cook atau Koki adalah seseorang yang memasak dan menghidangkan makanan. Sedangkan orang-orang seperti Junior Rorimpandey atau yang lebih dikenal dengan Chef Juna tidak bisa dikatakan Cook atau Koki karena mereka lebih memiliki skill yang handal dan tentunya sangat terlatih. Chef biasanya mengepalai beberapa Koki sebagai orang-orang yang membantunya di sebuah restaurant terkenal atau hotel berbintang.

Sebenarnya masih banyak lagi kesalahan-kesalahan serupa dalam penggunaan kata serapan. Kesalahan ini lama kelamaan menjadi suatu hal yang biasa saja karena sebagian besar orang melakukannya sehingga tidak ada yang tahu atau mengingatkan kalau itu adalah kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar