Label

Jumat, 13 Maret 2015

Naik Motor Story

Ini kejadian 2 tahun yang lalu. Malam itu ane turun gunung untuk berkunjung ke rumah sepupu ane. Jarak untuk kesana kira-kira 8km dengan kecepatan motor 40 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan 'ane' untuk ke sana ? (jah kok jadi soal matematika). 

Seperti biasa ane naik motor kesayangan ane yang sudah sedikit jadul tapi masih cukup kuat untuk dibawa bepergian jauh. Singkat cerita ane berhenti di sebuah persimpangan karena  traffic light sudah menyala merah. Di samping ane berhenti juga sebuah motor dengan dua orang berpakaian seperti preman, beranting dan bodynya kekar aduhai penuh daki eh maksudnya tattoo. Ane jadi gelisah karena tempat itu sangat sepi. Ane teringat berita-berita di-tv tentang modus kejahatan saat di lampu merah. Ane jadi curiga kalau mereka juga rampok.

Pria yang di bonceng terus melihat ke ane. Ane tetap berpura-pura tidak melihat. Saat dia tidak melihat, ane lagi yang meliriknya. Makin dilirik makin seram. Sialnya tiba-tiba terjadi kontak mata antara ane dan orang itu. Dia menatap ane dengan tajam. Dalam hati ane, mampus nih kedapatan melihat pasti di rampok nih, mana lampu masih merah lagi. Di tengah kegundahan ane, tiba-tiba dia mengeluarkan sebuah kalimat dengan nada sengau "Ihh.. ba watak kau cowok~" , damn! ternyata yang ane kira preman tadi adalah pengguna jurus Cobra alias ben to the chong , BENCONG !. Dia menjulurkan lidahnya dan mulai beranjak turun dari motor, waduh mati ane bakal diperkaos bencong. Malu-maluin kalau muncul di koran 'Seorang Pemuda Diperkosa Bencong Di Traffic Light'. Untungnya lampu traffic light berubah hijau dengan segera ane tancap gas. Ane lolos, dan ane sempat dengar umpatan si bencong dari kejauhan. Ah terserahlah mau teriak apa dia yang penting ane gak kena 'bor'.

"Conclusion : Jangan menilai rampok dari tampangnya" 

(ba watak = Jaim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar