Label

Rabu, 18 Maret 2015

Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Ketika Memulai Percakapan Dengan Orang Western


Ketika memulai percakapan dengan orang yang baru kita kenal biasanya kita canggung dan bingung untuk memulai topik pembicaraan. Hal ini lebih sulit lagi ketika kita mencoba berkomunikasi dengan warga negara asing atau ketika kita sedang berada di negara lain yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertamanya. Hal ini bisa di atasi dengan memperlajari budaya mereka terlebih dahulu saat melakukan greetings dan percakapan sehari-hari.

Sebelum memulai percakapan, mereka biasanya memulainya dengan ‘Small Talk’. Small talk  atau yang kita kenal dengan ‘basa-basi’ sangat membantu jalannya percakapan. Pada umumnya kita bisa memulai percakapan dengan pertanyaan seperti  ”Do you live here ?”, “What are you reading?”, dan “Where have you been ?”. Kalimat “What do you do ?” yang berarti “apa perkerjaanmu?” sangat umum digunakan ketika seseorang memulai percakapan dengan orang yang baru di kenalnya. Tapi kita harus ingat bahwa ada beberapa hal yang kita tidak bisa tanyakan kepada orang barat. Contohnya “How much salary do you get ?” atau “Are you married?”. Bagi mereka itu adalah hal yang kurang pantas untuk di tanyakan karena bersifat pribadi, apalagi bagi orang barat yang bujang lapuk itu sangat ‘nge-jleb’ jika  ada orang bertanya soal pasangan mereka.

Saat pertemuan pertama, mengintensifkan percakapan akan lebih mudah ketika dua orang yang sedang bercakap ini memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu. Small Talk dapat terus dilakukan hingga kita menemukan sebuah kesamaan.

Onta : It’s nice to meet you. How long have you lived here?
Smith : I’ve lived here about 3 months. How about you ?
Onta :I moved here two years ago from Riyadh.
Smith : Oh really!?, I am from Riyadh too. Where did you live in Riyadh ?
Onta : In Al Olaya, near the Al-Faisaliyah Tower.
Smith: Aww man, this is really a coincidence. I’m from there, too!

Dari contoh percakapan di atas terlihat kalau dari sebuah percakapan kecil bisa berkembang menjadi lebih luas karena mereka memiliki latar belakang yang sama. Jika ente bisa menemukannya, percakapan akan berkembang dan berjalan sangat lancar.

Saat berbincang dengan mereka kita harus dapat mengimbangi mereka. Kita tidak boleh mendominasi permbicaraan karena mereka akan merasa kita egois dan tidak memberikan mereka kesempatan untuk merespon perkataan kita. Jika terlalu mendominasi percakapan tidak dianjurkan, diam seribu bahasa pun juga sangat-sangat tidak di anjurkan karena menurut mereka diam itu adalah tanda bahwa ente tidak setuju dengan dirinya dan ini mengindikasikan komunikasi ente tidak berhasil.

Ketika bertemu dengan teman ente yang merupakan orang asing khususnya orang western, mereka biasanya langsung menjabat tangan. Cara mereka berjabat tangan pun memiliki aturan. Mereka melakukannya dengan ‘Briefly’ dan ‘Firmly’. Briefly bermakna mereka akan menjabat tangan ente dengan singkat atau mereka tidak akan berlama-lama menggenggam tangan ente karena mereka menganggap itu membuat orang lain tidak nyaman. Jadi ente jangan menganggap kalau orang barat merasa jijik bersalaman dengan ente sehingga dia menarik tangannya dengan cepat, padahal sebenarnya begitulah kultur mereka. Sedangkan Firmly bermakna kalau mereka menjabat tangan ente dengan erat karena mereka menghargai ente. Jika ente menjabat tangan mereka dengan tidak erat mereka akan berkata “He shakes hands like a dead fish”, itu berarti mereka berfikir ente memiliki karakter yang lemah.


Eye Contact juga berperan penting saat ente berkomunikasi dengan mereka karena jika ente berbicara tanpa melakukan kontak mata, mereka akan berfikir ente tidak tertarik dengan apa yang dia bicarakan atau ente tidak menganggap dia sedang berbicara. Tapi ingat kontak mata tidak boleh dengan “starring” atau menatap terlalu lama karena mereka akan menjadi tidak nyaman apalagi di sertai dengan air liur yang meleleh ente akan di cap pervert.


Umur seseorang juga memiliki pengaruh saat melakukan greetings di negara-negara berbahasa Inggris. Seperti ketika bertemu orang yang lebih tua mereka biasanya menggunakan “How do you do ?” , mereka cenderung menggunakan kalimat itu karena menurut mereka itu lebih appropriate. Tapi ketika bertemu dengan orang yang lebih muda mereka biasanya menggunakan “It’s nice to meet you” atau “Nice to meet you”.


Kita tidak di anjurkan untuk menggunakan bahasa yang informal seperti “How ya doin ?” kepada orang yang lebih tua atau  menggunakan bahasa 'gaul' dalam keadaan formal karena menurut mereka orang yang menggunakan ‘Black speech' atau ‘African-American Vernacular English’ adalah ‘Uneducated People’. Di Indonesia sendiri banyak remaja yang bangga menggunakan dialek yang cenderung digunakan oleh Afro-America ini padahal dialek ini mengabaikan grammar oleh karena itulah para ahli bahasa mengkategorikan orang-orang yang menggunakan dialek ini kurang berpendidikan. Contohnya ‘Double Negation’ : I ain’t got no time for study. Hahaha , jadi ente jangan bangga menggunakan 'Black Speech'. (tapi kalau untuk sekedar cari tahu tidak ada salahnya kan ? XD)


Saat menawarkan sesuatu, orang barat tidak akan pernah menawarkan dua kali ketika ente sudah bilang “no thanks”. Ini berbeda dengan orang Indonesia ketika kita menolak tawaran mereka akan menawarkannya kembali berkali-kali.  Jadi kalau ente jaim-jaim, bakal rugi karena mereka orangnya ‘to the point’, kalau lapar bilang lapar kalau jaim ya jangan harap di tawarkan  dua kali.

Kasus 1

Bule 1 : Do you want the dessert ?
Bule 2 : It looks tasty, but I’m full.
Bule 1: Okay. Let’s move to living room.

Kasus 2

Upil : Ane punya 2 wafer coklat nih, ente mau ?
Udel : Sorry pil, tapi ane lagi diet makan coklat.
Upil : Ayolah, ini enak loh.
Udel : Aduh ane beneran udah kenyang nih.
Upil : Nolak rejeki pamali lho.
Udel : Sorry bro, ane gak lapar.
Tiba-tiba unyil datang.
Unyil : Pil ane punya Silverqueen nih, Ente ma...
Udel : Nom nom nom. (langsung dimakan)
Upil : Anjrit katanya diet makan coklat.

Sumber gambar : news.erkine.edu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar