Label

Kamis, 19 Februari 2015

Pengamen or Penyamun ?

Kemarin malam ane habis keluar bareng teman-teman ane dan kami nongkrong di salah satu tempat yang menjadi titik keramaian di kota tempat ane tinggal. Malam itu kami isi dengan canda tawa dan berbagi cerita seputar pengalaman hidup. Sambil asik bercerita ane memantau dari kejauhan ada 2 orang anak-anak kecil yang umurnya sekitar 12-13 tahun yang memegang grecekan. Mereka berhenti pada setiap orang yang duduk disekitar tempat itu dan menyanyikan lagu-lagu agar diberi beberapa lembar uang kertas.





Ketika mereka sampai ditempat ane dan teman-teman ane nongkrong, ane bener-bener bad mood karena tingkah mereka. Kejadiannya, waktu itu uang ane sudah tinggal dikit wajarlah mahasiswa tingkat akhir uang habis buat print ini dan itu. Yang ada di kantong ane tinggal selembar uang dua ribu rupiah yang kusut dan loyo seperti muka ane dan uang tersebut akan ane pakai buat bayar parkir. Jadi ane memang tidak berniat untuk memberikan anak ini uang. Kalau ane kasih entar adanya ane jadi bulan-bulanan tukang parkir. Lanjut ke cerita, kemudian dia nyanyi dah, kalau di tanya soal kualitas suara kalau di dengar bisa bikin infeksi telinga bagian dalam coy karena suaranya mengandung radiasi kosmik [?]. Di tambah lagi dengan alat musik yang "maksa" dan lagu yang dinyanyiin hanya beberapa penggalan syair saja dan ujung-ujung langsung minta duit dah dia. Temen ane kemudian memeriksa kantongnya dan memberikan selembar uang seribu. Dia ambil tuh uang dengan muka masam dia bilang "tambahin seribu lagi dah kak, buat uang sekolah kak", jah , ane tidak percaya dengan alasan klasik macam ini, ane tau uang itu mau di pakai buat mabuk + buat jajan doang. Terus teman ane berkelit dan meminta maaf kalau di tidak punya uang lagi. Si bocah ini lantas bertanya berapa jumlah uang di kantong teman ane, dan dengan sombongnya dia berkata kalau dia punya uang kecil. Jah nih bocah ternyata udah nyiapin uang kecil buat di tukar dengan uang besar.

Kemudian dia bergerak ke arah ane. Ane hanya pura-pura tidak melihat dia dan terus berkutat dengan cell phone ane. Akhirnya dia menghampiri ane, terus meminta uang pada ane, ya ane jujur saja bilang kalau uang ane hanya tersisa sedikit untuk bayar parkiran. Nih anak ya tetap saja berdiri di belakang ane sambil berulang-ulang ngomong "Seribu saja ka, buat uang sekolah ka". Mendengar itu kalimat itu terus menerus, kepala ane menjadi Maximum Over-Rusle bagaikan di blender sama goyangan Inul Daratista feat Cesar dengan mode Double Power Battery. Ane bayangin kalau lima belas menit ane mendengarnya, ane bisa kena Parkinson komplikasi dengan Kutu Air. Ane mencoba beberapa kali menjelaskan kalau ane tidak punya uang. Tapi dengan muka tengilnya dia terus minta uang dan terkesan memaksa. Ane berfikir kalau ane ini seperti di palak secara halus. Tangan ane sudah mengepal keras. Ane hampir berfikir untuk memberikan sedikit materi dari Lesson Plan kelas Boxing ane. Tapi ane urungkan niat itu karena dia masih anak-anak.

Akhirnya ane ngomong ke dia, "kok kamu memaksa saya ?" dengan sedikit nada menantang. Dan akhirnya dia pergi sambil ngedumel pakai bahasa daerah sulawesi yang artinya pelit. Dalam hati ane nih anak yang suruh menyanyi siapa. Mana lagu yang dinyanyikan sama sekali tidak termasuk di Chart Billboard lagi dan ujung-ujungnya nuntutnya dibayar lebih. Makhluk kayak begini nih yang mengotori Indonesia. Maunya kerja yang instant mendapatkan uang. Kerja dikit menuntut banyak.

Pokoknya setelah anak itu pergi ane bener-bener hilang mood, ane ngomel-ngomel melulu kayak emak-emak dan teman ane berusaha menenangkan ane. Mungkin pengalaman ane ini hanya gambaran kecil dari premanisme yang berkedok pengamen. Ane sering baca di media massa kalau di ibukota lebih extreme. Mereka beroperasi sangat terorganisir dan mereka tau tempat strategis seperti di bus. Dan mereka leluasa karena ada "Oknum" yang melindungi mereka saat beroperasi. Berkedok gitar tapi di pinggang terselip pisau. Ane berharap sampah-sampah kayak mereka harus diberi pembinaan agar menjadi manusia yang lebih berguna. Kalau mau ngamen ya ngamen yang sopan, kalau orang tidak mau memberi ya jangan di paksa , kalau di beri sedikit ya jangan ngedumel. Lu kira cari uang itu gampang. Lha kok ane ngomel di sini ya hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar