Label

Rabu, 07 Mei 2014

Several Things about Western

Ketika orang Bule datang ke Indonesia mereka merasa takjub dan kadang merasa aneh dengan perlakuan orang Indonesia yang sangat berbeda dengan mereka contohnya kita menanyakan tentang umur mereka , tentang kehidupan mereka, pekerjaan bahkan gaji yang dimata mereka itu merupakan hal yang sangat pribadi dan tidak sopan jika ditanyakan padahal hal ini lumrah dimata orang Indonesia. Tapi, bagaimana jika kita yang bertandang ke negeri mereka ? pasti kita juga akan merasakan  keunikan dari budaya dan kebiasaan mereka yang katanya sangat bertolak belakang dengan budaya timur.


Jika dilihat dari pakaian, orang-orang barat suka memakai busana apa saja meskipun itu sangat minim (terbuka) mereka tidak perduli dengan padangan orang disekitarnya asalkan mereka merasa nyaman dengan apa yang mereka pakai. Ini berbeda dengan orang timur yang sangat memperhatikan etika berpakaian.



 Pola berfikir mereka yang cepat dan kritis serta mempunyai visi kedepan membuat  mereka menjadi Negara maju dan memiliki teknologi canggih dan yang patut kita tiru adalah mereka tidak suka menyianyiakan waktu, bahkan ketika berjalan mereka terlihat tergesa-gesa karena menurut mereka “time is money”,  serta cara mereka berbicara tidak suka bertele-tele seperti orang Indonesia yang terkesan Redundant.


Para orang tua disana tidak akan membiayayai anaknya lagi jika sudah berumur 17 tahun mereka sudah harus di tuntut mencari kerja sendiri, itu sebabnya mengapa ulang tahun 17 terasa special, karena itu merupakan tanda bahwa itu terakhir kalinya ia akan di biayai orang tuanya.

 Cara mereka mengerjakan sesuatu juga patut kita tiru karena mereka sangat total dan serius dengan pekerjaannya, coba saja kita lihat para scientist yang dengan suka rela tinggal di tengah hutan belantara Kalimantan hanya untuk meneliti species baru padahal seharusnya kita yang sebagai anak bangsa yang bergerak dan mengeksplorasi segala hal yang ada di dalam negeri ini.


Namun di balik semua kelebihan pasti ada kekurangan dan begitulah sebaliknya, mereka juga memiliki hal-hal yang tidak patut kita tiru seperti sifat mereka yang sangat Individual yang sangat berbeda dengan kita yang suka bergotong royong. Mereka juga tidak memiliki norma-norma yang ketat dalam hal kekeluargaan dan berbicara, bagi mereka disana jika ada seorang anak yang berdebat dengan orang tuanya itu merupakan hal biasa padahal jika di Indonesia itu sudah dianggap sangat tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. Cara mereka memanggil orang yang lebih tua pun tidak se-sopan seperti masyarakat timur, mereka akan memanggilmu “you” meskipun kau lebih tua darinya.


Pergaulan di Negara-negara barat begitu bebas, seks pranikah itu sudah biasa bagi mereka, bahkan  ada beberapa dari mereka sudah mempunyai  anak padahal mereka belum menikah dan mereka tidak malu akan hal itu. Mengapa mereka berlaku demikian ? karena sebagian besar dari masyarakat western menganut paham filsafat asal Jerman bernama Nietszche yang berbunyi  jika seorang berhubungan badan lalu menuntut untuk menikah, itu adalah bagian dari cinta palsu. "Jadi cinta harus tanpa pamrih. Suka sama suka”, (ampun Gusti ! ). Dengan pemikiran ini, pasangan di negara barat, menjalankan cinta yang benar-benar dilakukan suka sama suka. Mereka harus menjalankan cinta “semurni” mungkin tanpa ada tuntutan untuk menikah ( This is Madness !). Ya, ini memang terdengar gila bagi orang timur tapi kita harus membatasi diri agar tidak seperti mereka karena di era globalisasi ini masyarakat perlahan tapi pasti sudah melupakan kearifan lokal dan menganggap itu adalah hal yang kuno padahal kita seharusnya bangga karena itu adalah jati diri kita yang bermoral dan tidak menyimpang ajaran agama.


Jadi, pada akhir tulisan ini, saya menyimpulkan bahwa meskipun mereka adalah orang-orang yang cerdas, dan memiliki teknologi yang maju tapi mereka kurang dalam hal moral seperti hal yang di takutkan Albert Einstein , I am afraid a day will come when technology will overcome humanity; only a generation of idiots will be left in the world". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar