Ketika orang Bule datang ke Indonesia mereka merasa takjub dan kadang
merasa aneh dengan perlakuan orang Indonesia yang sangat berbeda dengan mereka
contohnya kita menanyakan tentang umur mereka , tentang kehidupan mereka,
pekerjaan bahkan gaji yang dimata mereka itu merupakan hal yang sangat pribadi
dan tidak sopan jika ditanyakan padahal hal ini lumrah dimata orang Indonesia.
Tapi, bagaimana jika kita yang bertandang ke negeri mereka ? pasti kita juga
akan merasakan keunikan dari budaya dan
kebiasaan mereka yang katanya sangat bertolak belakang dengan budaya timur.
Jika dilihat dari pakaian, orang-orang barat suka memakai busana apa
saja meskipun itu sangat minim (terbuka) mereka tidak perduli dengan padangan
orang disekitarnya asalkan mereka merasa nyaman dengan apa yang mereka pakai. Ini berbeda dengan orang timur yang sangat memperhatikan etika berpakaian.
Pola berfikir mereka yang cepat dan kritis serta mempunyai visi kedepan membuat mereka menjadi Negara maju dan memiliki teknologi canggih dan yang patut kita tiru adalah mereka tidak suka menyianyiakan waktu, bahkan ketika berjalan mereka terlihat tergesa-gesa karena menurut mereka “time is money”, serta cara mereka berbicara tidak suka bertele-tele seperti orang Indonesia yang terkesan Redundant.
Pola berfikir mereka yang cepat dan kritis serta mempunyai visi kedepan membuat mereka menjadi Negara maju dan memiliki teknologi canggih dan yang patut kita tiru adalah mereka tidak suka menyianyiakan waktu, bahkan ketika berjalan mereka terlihat tergesa-gesa karena menurut mereka “time is money”, serta cara mereka berbicara tidak suka bertele-tele seperti orang Indonesia yang terkesan Redundant.
Para orang tua disana tidak akan membiayayai anaknya lagi jika sudah
berumur 17 tahun mereka sudah harus di tuntut mencari kerja sendiri, itu
sebabnya mengapa ulang tahun 17 terasa special, karena itu merupakan tanda
bahwa itu terakhir kalinya ia akan di biayai orang tuanya.
Cara mereka mengerjakan sesuatu
juga patut kita tiru karena mereka sangat total dan serius dengan pekerjaannya,
coba saja kita lihat para scientist yang dengan suka rela tinggal di tengah hutan
belantara Kalimantan hanya untuk meneliti species baru padahal seharusnya kita
yang sebagai anak bangsa yang bergerak dan mengeksplorasi segala hal yang ada
di dalam negeri ini.
Namun di balik semua kelebihan pasti ada kekurangan dan begitulah
sebaliknya, mereka juga memiliki hal-hal yang tidak patut kita tiru seperti
sifat mereka yang sangat Individual yang sangat berbeda dengan kita yang suka
bergotong royong. Mereka juga tidak memiliki norma-norma yang ketat dalam hal
kekeluargaan dan berbicara, bagi mereka disana jika ada seorang anak yang
berdebat dengan orang tuanya itu merupakan hal biasa padahal jika di Indonesia
itu sudah dianggap sangat tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. Cara
mereka memanggil orang yang lebih tua pun tidak se-sopan seperti masyarakat
timur, mereka akan memanggilmu “you” meskipun kau lebih tua darinya.
Pergaulan di Negara-negara barat begitu bebas, seks pranikah itu sudah
biasa bagi mereka, bahkan ada beberapa
dari mereka sudah mempunyai anak padahal mereka belum menikah dan mereka
tidak malu akan hal itu. Mengapa mereka berlaku demikian ? karena sebagian
besar dari masyarakat western menganut paham filsafat asal
Jerman bernama Nietszche yang
berbunyi “jika seorang berhubungan badan
lalu menuntut untuk menikah, itu adalah bagian dari cinta palsu. "Jadi
cinta harus tanpa pamrih. Suka sama suka”, (ampun Gusti ! ). Dengan
pemikiran ini, pasangan di negara barat, menjalankan cinta yang benar-benar dilakukan suka sama suka. Mereka
harus menjalankan cinta “semurni” mungkin tanpa ada tuntutan untuk menikah ( This is Madness !). Ya, ini memang terdengar gila bagi orang timur tapi kita harus membatasi diri agar tidak seperti mereka karena di era globalisasi ini masyarakat perlahan tapi pasti sudah melupakan kearifan lokal dan menganggap itu adalah hal yang kuno padahal kita seharusnya bangga karena itu adalah jati diri kita yang bermoral dan tidak menyimpang ajaran agama.
Jadi, pada akhir tulisan ini, saya menyimpulkan bahwa meskipun mereka adalah orang-orang yang cerdas, dan memiliki
teknologi yang maju tapi mereka kurang dalam hal moral seperti hal yang di
takutkan Albert Einstein , “I am afraid a day will come
when technology will overcome humanity; only a generation of idiots will be
left in the world".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar