Label

Senin, 12 Mei 2014

Teman dan Sahabat





Teman dan Sahabat, sebagian dari kita kadang keliru mengartikan dua kata ini padahal sungguh sangat berbeda pemaknaannya. Definisi dari kata “Teman” adalah seseorang yang kita temui lalu berkenalan satu sama lain, hanya sebatas kenal dan tegur sapa. Sedangkan sahabat adalah seseorang yang jauh lebih dekat dari teman, tempat berbagi cerita , selalu membantu dan peduli ketika kita terkena masalah. Seorang sahabat sangat mengetahui seluk beluk kehidupan kita dan  rahasia kita serta menjaganya seakan-akan itu merupakan rahasia mereka sendiri.

Sejauh ini saya belum punya seorang yang bisa dikatakan sahabat, orang-orang yang hampir saya kategorikan sebagai sahabat ternyata sikapnya berubah dan “pseudo” atau tidak jelas tergantung situasi. Ketika senang mereka ada, namun saat susah mereka tidak mau kecipratan susah, atau malah sebaliknya saat saya susah mereka ada membantu saya namun ketika saya ingin berbagi kebahagiaan saya, mereka menghilang begitu saja.


Jujur saja , saya merasa iri dengan mereka yang mempunyai sahabat-sahabat yang baik di samping mereka. Saya pun ingin seperti orang-orang itu, namun hanya kekecewaan yang saya dapatkan. Karena waktu dulu saya pernah hampir mengganggap seseorang menjadi sahabat saya, namun di ujung jalan ternyata ia tega mengorbankan diri saya untuk kepentingannya. Saya sangat kecewa jika mengingat hal itu, sedih rasanya. Tidak cukup satu kali saya merasakan ini, lagi-lagi tuhan menguji saya, saat saya di jauhi semua orang, seseorang yang saya anggap sangat dekat dengan saya ternyata menjauhi saya. Hal ini jadi mengingatkan saya kata-kata seorang teman saya “sahabat itu adalah orang yang selalu disampingmu saat semua orang meninggalkanmu”. Sejak kejadian-kejadian itu saya paham sebagian besar hubungan timbal balik antar manusia di dunia ini hanya sekedar “untung-rugi”, mereka hanya mengejar hal-hal yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri bahkan rela menjadikan orang lain sebagai makanan ternak kesuksesan mereka. Saya bersyukur dengan kejadian tadi,  Allah tidak menciptakan sesuatu tanpa ada suatu maksud dibaliknya, pengalaman pun menjadi guru terbaik “saat kita jatuh, kita akan tahu siapa yang benar-benar pantas disebut sahabat”. Saya pun berfikir, apakah masih ada orang di dunia ini yang bisa saya jadikan sahabat ? atau mungkin hanya Amal perbuatan kita yang lebih pantas disebut sahabat sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar