Pernahkah anda merasa segala sesuatu yang anda lakukan sering disalah
artikan oleh seseorang yang sering berprasangka buruk ? Jika iya pasti ini
sedikit mengecewakan tapi begitulah kehidupan kemanapun kalian pergi pasti akan
bertemu orang-orang seperti ini. Sifat seperti itu di kategorikan sebagai
Tajassus. Pasti ada yang belum mengetahui definisi dari Tajassus , Tajassus
maknanya berprasangka buruk terhadap seseorang, memata-matai serta mencari-cari
kesalahan dan keburukan orang untuk ditampakkan (tahassus).
Dari definisi singkat diatas pasti teman-teman paham dan tahu seperti
apa mereka itu. Orang-orang dengan sifat Tajassus mudah mendengki dan mudah
berprasangka buruk kepada seseorang, padahal manusia tidak pernah akan tahu
niat yang terselip di hati kecil seseorang kecuali Allah. Prasangka buruk itu
adalah sedusta-dustanya perkataan, mengapa demikian ? karena sudah pasti orang
itu akan berdusta di depan orang yang diprasangkainya padahal dia tidak tahu
apakah yang dia pikirkan itu benar adanya.
Terus bagaimana dengan orang-orang yang menjadi informan orang-orang
Tajassus ?, Sebenarnya mereka tidak ada bedanya, kalau mereka berfikir jernih,
mereka seharusnya sadar bahwa perbuatannya itu membuat orang-orang teradu-domba
satu sama lain. Jadi sebaiknya tidak perlu melakukan spying dan collecting
data (wah term-nya canggih ) terhadap seseorang kemudian diberitahukan
terhadap orang yang berprasangka buruk, karena itu memperburuk suasana dan
membuat orang itu tidak tenang hidupnya. Lha mengapa tidak tenang ? Mereka
tidak akan tenang karena mereka akan mendendam , mendengki, menyinggung, dan
stress memikirkan kejelekan orang lain. Mereka akan tertekan dan mudah
tersinggung karena berprasangka jika orang itu akan mencoba
menjelek-jelekannnya, padahal belum tentu demikian.
Larangan bersifat Tajassus juga ada di dalam ayat suci Al-quran dan
pernah juga dikatakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam :
Allah ta’ala berfirman
:
“Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
(tajassus) dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Hujuraat :
12].
Telah menceritakan
kepada kami Bisyr bin Muhammad : Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdullah :
Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Hammaam bin Munabbih, dari Abu
Hurairah, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Berhati-hatilah kalian
terhadap prasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta
perkataan. Janganlah kalian saling mencari-cari kejelekan (tahassus), saling
memata-matai (tajassus), saling hasad, saling membelakangi, dan saling
membenci. Jadilah kalian, wahai hamba-hamba Allah, orang-orang yang bersaudara”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6064]
Jika berhadapan dengan orang yang telah diketahui bersifat Tajassus sebaiknya jangan dijauhi,
tetaplah dekati dia seperti teman-teman lain dan terus berbuat baik serta
menolongnya jika ia mengalami kesusahan agar dirinya sadar bahwa apa yang dia
pikirkan tentang diri kita itu salah. Serta jika berbicara dengan mereka harus
berhati-hati agar tidak membuat hati mereka tersinggung, karena mereka mudah
berspekulasi. Jadi meskipun kita sudah tahu teman kita mengalami penyakit hati
ini , janganlah di jauhi dirinya karena Allah tidak suka hambanya yang terpecah
belah dan saling membelakangi. Teruslah berdoa agar Allah mengobati hatinya
(amin) , persaudaraan itu indah jika kita tinggalkan sifat-sifat tidak baik
tersebut.
Referensi : http://maktabahabuiram.blogspot.com/2012/03/tajassus-dan-tahassus-itu-penyakit-kita.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar