Label

Minggu, 27 April 2014

Wiro Sableng

"Pukulan Matahari !!!!", mungkin untuk orang-orang yang lahir pada era 80-90 an mengenal pemilik nama ajian ini, Ya !, siapa lagi kalau bukan Pendekar Naga Geni 212 atau lebih di kenal dengan Wiro Sableng. Wiro Sableng merupakan tokoh fiksi dalam novel yang dibuat oleh Alm. Bastian Tito. Novel karya dalam negeri ini cukup banyak peminatnya kala itu namun, seiring perkembangan zaman novel yang serinya mencapai 200-an (banyak coy) seri ini sudah sedikit peminatnya bahkan sudah tidak dikenali karena peminat novel laga mulai sedikit ketimbang novel romantis, tetapi saat ini masih ada segelintir orang yang ingin mengoleksinya termasuk saya meskipun hanya dalam bentuk soft-file. Didalam novel diceritakan Wiro adalah pendekar sakti yang memiliki rajah atau tato bertuliskan angka 212 di dadanya serta senjata kapak yang merupakan warisan dari gurunya yaitu Eyang Sinto Gendeng. Wiro memiliki sifat yang jenaka, usil, dan suka mempermainkan lawannya meski dia terdesak oleh karena itu dia di katakan Sableng. Namun seiring berjalannya waktu sang pendekar sakti ini semakin dewasa dan bijak dan sifat sablengnya tadi lama kelamaan memudar.



Ketika teman saya tahu bahwa saya sangat senang dan banyak memiliki koleksi novel Wiro Sableng, teman-teman saya mengelu-elukan saya karena menurut pandangan mereka novel ini merupakan novel kampung dan tidak sebanding dengan novel-novel romantis yang terkenal zaman sekarang (Are you fucking kidding me? ). Padahal mereka tidak mengetahui karya sastra buatan Pak Bastian ini bukan pekerjaan yang main-main, meskipun dengan kemasan yang sederhana beliau memiliki kemampuan yang handal bahkan beliau memiliki pencapaian kesastraan yang tinggi yang tidak bisa dipandang seujung kuku. Beliau juga selalu mengangkat konten lokal bahkan didalam kisahnya pengembaraan Wiro sampai ke Jepang dan China (Seri -Pendekar Gunung Fuji). Beliau tidak lupa pula mempertimbangkan panjangnya cerita buatannya karena dia selalu memikirkan kemampuan si pembaca, dia sangat peduli dengan penggemar novelnya. Untuk menjaga kualitas cerita novelnya sebelum beliau menulis cerita, beliau melakukan survey ditempat-tempat yang akan menjadi setting cerita didalam novelnya, tidak hanya mempelajari secara letak geografis tetapi beliau juga memperlajari orang-orang yang ada di daerah tersebut serta mempelajari adat mereka.

Beliau tutup usia pada 2 januari 2006, menurut kawan-kawan saya yang memiliki ketertarikan yang sama pada serial Wiro, ada keanehan pada tanggal wafatnya almarhum, jika dilihat dari 3 angka pertama saat beliau wafat akan menjadi angka 2-1-2, sungguh merupakan keajaiban atau mungkin Allah sudah mentakdirkan seperti demikian sehingga icon pendekar naga geni 212 terus melekat pada dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar